Minggu, 25 Januari 2015

TWO OCEANS AQUARIUM

The Two Oceans Aquarium is an aquarium located at the Victoria & Alfred Waterfront in Cape Town, Westren Cape, South Africa. The aquarium was opened on the 13 November 1995 and comprises seven exhibition galleries with large viewing windows. The enchantment of this particular zoo is due to its location, where the Indian and Atlantic ocean meet.

Two Oceans Aquarium
1. Species & exhibits.

This is the main attraction. There are so many species from the two oceans you can find here.
  • Atlantic Ocean Gallery - This gallery allows you to discover the life of the Atlantic Ocean. Such marine life as translucent jellyfish, tiny and rare Knysna seahorse and Giant Spider Crabs.
  • AfriSam Activity Centre.
  • Cape Fur Seal Exhibit.
I & J Predator Exhibit
  • I&J Predator Exhibit - In this gallery you will see ragged-tooth sharks and stingrays. If you have diving qualifications you can dive in the predators’ tank. It is possible to scuba dive with ragged tooth sharks at the Aquarium if you hold a Padi Open Water Certificate.
  • Indian Ocean Gallery - Showcases six exhibits of marine life found in the Indian ocean. The anemonefish (a.k.a.clownfish) seen in the movie Finding Nemo and his friends and a wealth of other colourful fish can be found in this Ocean’s coral reefs.

Kelp Forest Exhibit
  • Kelp Forest Exhibit - One of the aquarium’s biggest attractions, this underwater forest is home to shoals of silver fishes sparkling through the sunlight.
  • Sappi River Meander Exhibit.


Sappi River Meander Exhibit

2. Environmental Education. 

You can learn about the nature of the two oceans and their marine environment. Interactive learning at our fully equipped Discovery Centres.
  • For learners
          Links and reading lists. 
  • For teachers
          Teacher Loyalty Club.
          School group curriculum.
  • For schools
          Outreach: Oceans in Motion.


3. Conservation & sustainability

Learn more about the work we do outside of the Two Oceans Aquarium.
  • Conservation Project.
  • Go Green.
  • Sustainability.

4. Host & Event.

Enchant your guests in the company of ragged-tooth sharks, graceful rays and shoals of predatory fish. We recommend that you come in to view the venues and discuss the various options available.

The think Thank (capacity: 20-120 people depending on layout)

5. Kids Parties.
  • Birthday Parties
  • Sleepove Parties.


6. Diving

You can dive with ragged-tooth shark in two oceans aquarium.

  • Get your scuba diving license.


Diving with shark

Tickets :
  • Adult:   R125 Annual pass: R305
  • Child(14-17 years): R97 Annual pass: R225
  • Child(4-13 years): R60 Annual pass: R140
  • Child(under 4 years): Free Annual pass: Free
  • South African pensioner: R97 Annual pass: R225
  • South African student: R97 Annual pass: R225


Prices for diving:
  • Non-member with Aquarium gear: R700
  • Non-member with own gear: R535
  • Member with Aquarium gear: R500 
  • Member with own gear: R400


Sources:
http://www.aquarium.co.za/
http://en.wikipedia.org/wiki/Two_Oceans_Aquarium

Senin, 05 Januari 2015

SEJARAH JURNALISTIK DUNIA DAN INDONESIA

Sejarah Jurnalistik Dunia

 

Romawi Kuno


Pada zaman Romawi Kuno masa pemerintahan kaisar Julius Caesar (100-44 SM). Acta Diurna, yakni papan pengumuman yang menyerupai majalah dinding pada zaman sekrang, diyakini sebagai produk jurnalistik pertama pers, media massa, atau surat kabar harian pertama di dunia. Julius Caesar pun disebut sebagai Bapak Pers Dunia.

Sebenarnya, Caesar hanya meneruskan dan mengembangkan tradisi yang muncul pada permulaan berdirinya kerajaan Romawi. Saat itu, atas peritah Raja Imam Agung, segala kejadian penting dicatat pada Annals, yakni papan tulis yang digantungkan di serambi rumah. Catatan pada papan tulis itu merupakan pemberitahuan bagi setiap orang yang lewat dan memerlukannya. Saat berkuasa, Julius Caesar memerintahkan agar hasil sidang dan kegiatan para anggota senat setiap hari diumumkan pada Acta Diurna. Demikian pula berita tentang kejadian sehari-hari, peraturan-peraturan penting, serta apa yang perlu disampaikan dan diketahui rakyatnya. Papan pengumuman itu ditempelkan atau dipasang di pusat kota yang disebut Forum Romanum (Stadion Romawi) untuk diketahui oleh umum.

Berita di Acta Diurna kemudian disebarluaskan. Saat itulah muncul para Diurnarii, yakni orang-orang yang bekerja membuat catatan-catatan tentang hasil rapat senat dari papan Acta Diurna itu setiap hari, untuk para tuan tanah dan para hartawan.

Acta Diurna
Dalam sejarah islam, asal mula jurnalistik yang pertama di dunia di perkirakan adalah pada zaman Nabi Nuh. Sewaktu Nabi Nuh di landa oleh banjir bandang, beliau membangun kapal yang sangat besar dan mengajak seluruh keluarga, kaum-kaumnya yang sholeh dan berbagai macam hewan. Untuk mengetahui apakah banjir tersebut sudah surut, Nabi Nuh mengutus seekor burung dara ke luar kapal untunk memantau keadaan air atau kemungkinan adanya makanan. sammg burung hanya melihat daun dan ranting pohon zaitun yang tampak ujungnya. Ranting itu pun dipatuk dan dibawanya kempali ke kapal. Nabi Nuh berkesimpulan bahwa airnya sudah mulai surut dan di sampaikan kepada seluruh penumpang kapal. Atas dasar inilah, Nabi Nuh dianggap sebagai pencari berita dan penyiar kabar pertama kalidi dunia.

Penemuan Kertas


Tercatat dalam sejarah adalah peradaban Cina yang menyumbangkan kertas bagi Dunia. Adalah Tsai Lun yang menemukan kertas dari bahan bambu yang mudah didapat di seantero China pada tahun 101 M. Penemuan ini akhirnya menyebar ke Jepang dan Korea seiring menyebarnya bangsa-bangsa China ke timur dan berkembangnya peradaban di kawasan itu meskipun pada awalnya cara pembuatan kertas  merupakan hal yang sangat rahasia.

Pada akhirnya, teknik pembuatan kertas tersebut jatuh ke tangan orang-orang Arab pada masa Abbasiyah  terutama setelah kalahnya pasukan Dinasti Tang dalam Pertempuran Talas pada tahun 751 M di mana para tawanan-tawanan perang mengajarkan cara pembuatan kertas kepada orang-orang Arab sehingga pada zaman Abbasiyah, muncullah pusat-pusat industri kertas baik di Bagdad  maupun Samarkand dan kota-kota industri lainnya, kemudian menyebar ke Italia dan India, lalu Eropa khususnya setelah Perang Salib dan jatuhnya Grenade dari bangsa Moor ke tangan orang-orang Spanyol serta ke seluruh dunia.

Penemuan Mesin Cetak


Mesin cetak pertama.
Mesin cetak digunakan untuk membuat banyak salinan halaman yang identik. Kini digunakan untuk mencetak buku dan surat kabar. sekitar tahun 1440 oleh Johannes Gutenberg dari kota Mainz, Jerman. Gutenberg menciptakan mesin cetak dengan metode pengecoran potongan-potongan huruf di atas campuran logam yang terbuat dari timah. Potongan-potongan ini dapat ditekankan ke atas halaman berteks untuk percetakan. Metode penemuan pencetakan oleh Gutenberg secara keseluruhan bergantung kepada beberapa elemennya diatas penggabungan beberapa teknologi dari Asia Timur seperti kertas, pencetakan dari balok kayu dan mungkin pencetakan yang dapat dipindahkan, ciptaan Bi Shen, ditambah dengan permintaan yang meningkat dari masyarakat Eropa untuk pengurangan harga buku-buku yang terbuat dari kertas. Metode pengetikan ini bertahan selama sekitar 500 tahun.

Buku pertama yang di cetak adalah Bibbel Gottenburg pada tahun 1504M. Surat kabar cetak yang pertama kali terbit teratur setiap hari adalah Oxford Gazzete di Inggris tahun 1665 M. Surat kabar ini kemudian berganti nama menjadi London Gazzette dan ketika Henry Muddiman menjadi editornya untuk pertama sekali dia telah menggunakan istilah Newspaper.

Joseph Pulitzer dan Penghargaan Pulitzer


Joseph Pulitzer adalah seorang jurnalis dan penerbit surat kabar Hungaria-Amerika pada akhir abad ke-19. Pulitzer memperkenalkan teknik jurnalisme baru untuk surat kabar yang ia dirikan pada tahun 1880-an. Namanya dijadikan sebuah nama penghargaan yang dianggap tertinggi dalam bidang jurnalisme cetak di Amerika Serikat yaitu Penghargaan Pulitzer

Pada 1872, Pulitzer membeli surat kabar Post seharga USD 3.000 dan setahun kemudian ia menjual surat kabar itu dengan harga berlipat. Pada 1879, ia membeli surat kabar St. Louis Dispatch dan St. Louis Post yang kemudian digabungkannya menjadi satu dengan nama St. Louis Post-Dispatch yang kemudian diubah namanya lagi menjadi koran St. Louis saja. Di masa inilah, Pulitzer meraih kesuksesan besar dan berhasil mengumpulkan harta kekayaannya.
Joseph Pulitzer.

Tahun 1882, Pulitzer mengakuisisi surat kabar New York World. Setelah dikelolanya, surat kabar yang semula telah mengalami defisit USD 40.000 berubah total dengan meraup untung sejumlah USD 346.000 dalam setahun. Hal ini bisa terjadi karena Pulitzer merombak habis-habisan arah pemberitaan surat kabar tersebut. Pulitzer mengisi New York World dengan sajian-sajian berita human-interest, skandal, gosip dan berita-berita sensasional lainnya di mana pada masa itu gebrakan ini belum dilakukan oleh media-media lain. Pada 1885, Pulitzer terpilih sebagai anggota DPR AS. Namun sayangnya beberapa bulan kemudian ia mengundurkan diri.

Penghargaan Pulitzer di ciptakan oleh Joseph Pulitzer. Penghargaan Pulitzer pertama diberikan pada 4 Juni 1917, mulai diumumkan setiap tahunnya pada bulan April. Penerima penghargaan ini dipilih oleh sebuah badan independen yang secara resmi diatur oleh Columbia University Graduate School of Journalism (Sekolah Jurnalisme Universitas Columbia) di Amerika Serikat. Penghargaan diberikan dalam kategori-kategori yang berhubungan dengan jurnalisme, kesenian dan surat-surat. Hanya laporan yang diterbitkan dan foto-foto hasil karya surat kabar atau organisasi berita harian yang berbasis di Amerika Serikat saja yang berhak menerima penghargaan jurnalisme.


Sejarah Jurnalistik Indonesia


Zaman Penjajahan Belanda


Di Indonesia pers mulai dikenal pada abad 18, tepatnya pada tahun 1744, ketika sebuah surat kabar bernama Bataviasche Nouvelles diterbitkan dengan perusahaan orang-orang Belanda. Surat kabar yang pertama sebagai bacaan untuk kaum pribumi dimulai tahun 1854 ketika majalah Bianglala diterbitkan, disusul oleh Bromartani pada tahun 1885, kedua-duanya di Weltevreden, pada tahun 1856 Soerat Kabar Bahasa Melajoe di Surabaya. Sejak itu bermunculanlah berbagai surat kabar dengan pemberitaan bersifat informatif, sesuai dengan situasi dan kondisi pada zaman penjajahan itu.

Zaman Penjajahan Jepang


Jepang mengambil alih kekuasaan, koran-koran dilarang. Akan tetapi pada akhirnya ada lima media yang mendapat izin terbit: Asia Raja, Tjahaja,Sinar Baru, Sinar Matahari, dan Suara Asia. Pada zaman penjajahan jepang bisa di bilang para wartawan yang bekerja pada penerbitan jepang mendapatkan pengetahuan tambahan, di karenakan alat-alat dan fasilitas yang lebih banyak di bandingkan pada zaman penjajahan belanda. jurnalis indonesia mengalami sedikit kemajuaan.

Ada pula UU no. 16 yang menunjukkan berlakunya sistem izin terbit dan sensor preventif yang meliputi semua penerbitan. Selain itu masih ada tindakan lain, yakni menempatkan shidooin (penasihat) dalam redaksi yang sebenarnya bertugas melakukan kontrol langsung. Bahkan tidak jarang, mereka juga menulis pada media tersebut.

Zaman Kemerdekaan (Revolusi)


Pada zaman ini Pers indonesia di gunakan oleh para pejuang kemerdekaan sebagai alat perjuangan dan kemerdekaan. Pers pun terbagi menjadi dua pada masa ini. Pers Nica, pers yang di terbitkan dan di usahakan oleh tentara pendudukan Sekutu dan Belanda. Bertujuan untuk mempengaruh rakyat indonesia agar menerima kembali belanda untuk berkuasa di indonesia. Lalu Pers Republik, pers yang di usahakan dan di terbitkan oleh masyarakat indonesia. Pers republik disuarakan oleh masyarakat Indonesia yang berisi semangat mempertahankan kemerdekaan dan menentang usaha pendudukan Sekutu. Pers ini benar-benar menjadi alat perjuangan masa itu.

Orde Lama


Pers pada masa Orde lama digunakan untuk mengkritisi pemimpin.Dewan Pers pertama kali terbentuk pada tahun 1966 melalui Undang-undang No.11 Tahun 1966 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pers. Fungsi dari Dewan Pers saat itu adalah sebagai pendamping Pemerintah serta bersama-sama membina perkembangan juga pertumbuhan pers di tingkat nasional. Saat itu, Menteri Penerangan secara ex-officio menjabat sebagai Ketua Dewan Pers.

Pembredelan pers banyak terjadi setelah berlakunya SOB (Staat van Oorlog en Beleg/ undang-undang negara dalam keadaan bahaya, 14 Maret 1957).Penahanan terhadap wartawan pun banyak terjadi pada masa ini. Kematian pers Indonesia ditandai dengan pemberlakuan Surat Izin Terbit (SIT) tanggal 1 Oktober 1957 oleh KODAM V Jakarta Raya.

Orde Baru


Orde Baru berlangsung dari tahun 1968 hingga 1998. Meski pada awal Orde Baru, pers sempat menikmati kebebasanya, namun pada era ini, kebebasan pers sangat terbatas, dan banyak terjadinya pembredelan media massa. Pada era ini muncul idiom Pers Pancasila yang dirumuskan dengan menggunakan idiom pers yang bebas dan bertanggung jawab.

Peristiwa yang paling fenomenal pada saat itu adalah peristiwa Malari yang melibatkan pembredelan 12 media cetak. Kasus Malari yang terjadi pada 15 Januari 1974 itu mencatat begitu banyak korban jiwa dan kerusakan terjadi dimana-mana. Namun yang paling fenomenal sepanjang pembedelan media massa adalah pembredelan atau pencabutan SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers) sejumlah media massa, antara lain Majalah Tempo, deTIK, dan Editor. Ketiganya ditutup penerbitannya karena pemberitaan yang tergolong kritis terhadap pemerintah.

Pada era orde baru, kedudukan dan fungsi Dewan Pers tidak berubah yaitu masih menjadi penasihat pemerintah, terutama untuk Departemen Penerangan. Hal ini didasari pada Undang-Undang No. 21 Tahun 1982 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1966 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pers.

Orde Reformasi


Kelahiran orde reformasi sejak pukul 12.00 siang kamis 21 mei 1998 setelah soeharto menyerahkan jabatan presiden kepada wakilnya BJ.Habibie, disambut dengan penuh suka cita oleh seluruh rakyat indonesia. Terjadilah euforia dimana-mana. Kebebasan jurnalistik berubah secara drastis menjadi kemerdekaan jurnalistik. Departemen penarangan sebagai malaikat pencabut nyawa pers, dengan sertah mertah di bubarkan.

Secara yuridis UUD pokok pers NO.21/1982 pun diganti dengan UU pokok pers NO.40/1999. Dengan undang-undang dan pemerintahan baru, siapapun bisa menerbitkan dan mengelola pers. Tak ada lagi kewajiban hanya menginduk kepada satu organisasi pers. Seperti di tegaskan pasal 9 ayat (1) undang-undang pokok pers NO.40/1999; setiap warga negara indonesia dan negara berhak mendirikan perusahaan pers. Pada pasal yang sama ayat berikutnya (2) ditegaskan lagi, setiap perusahaan pers harus berbentuk badan hukum indonesia.




Sources:
http://dloen.malhikdua.com/2013/04/11/makalah-sejarah-jurnalistik-dan-perkembangan-nya/
http://normakartikaa.blogspot.com/2012/10/sejarah-jurnalistik-di-indonesia.html
http://ratnanism.blogspot.com/2012/12/sejarah-jurnalistik-di-dunia-dan-di.html
http://wantysastro.wordpress.com/2012/10/05/sejarah-jurnalistik-di-dunia-dan-di-indonesia/
http://jurnalistikmadingsma.blogspot.com/2012/10/sejarah-jurnalisme-di-indonesia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kertas
http://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_cetak
http://id.wikipedia.org/wiki/Penghargaan_Pulitzer